Rabu, 30 September 2015

yang mana lebih kau suka?

  ... وَأُخْرَى تُحِبُّونَهَا نَصْرٌ مِنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ
”Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat...(QS.61:13)
Yang mana lebih kau sukai? 
Bagiku, kedua makna sama. Tak ada pertolongan Allah yang tak melahirkan kemenangan.. 
Dan tak ada kemenangan tanpa pertolongan Allah.. 
Tapi aku memilih yang pertama, karna... 
Yang pertama menjadi penyebab yang kedua :)
Selamat 'memulai' Perjuangan:)


Minggu, 27 September 2015

خُذِ الْعَفْوَ

"... Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha pengampun, Maha penyayang."(Q.S Annuur:22)
Setiap kita, pasti punya masa lalu..
Yang tak selalu ingin kita ingat, meski melekat.
I guess, yang mendorong seseorang menjadi pemaaf sebab beratnya rasa bersalah pada Rabbnya, hingga dia memaafkan sebagaimana ia (sangat) ingin dimaafkan Rabbnya, diterima Rabbnya
(Q. S 7:199)...خُذِ الْعَفْوَ
~hijrah

Sabtu, 26 September 2015

Tak(ada)Terlambat

sejenak memberi celah untuk hati bercermin..
menghimpun keyakinan dalam kalkulasi tahunan memang tidak mudah, tak jarang aku menyerah dalam bertahan.. atau bahkan suatu waktu begitu kokoh berdiri di atas yakin. bukankah di penghujung hari matahari selalu terbenam? maka tak ada teka teki tanpa jawaban. apa yang tengah Allah rencanakan?
begitulah yang terefleksi saat ini, menunggu matahari terbit.
tetapi dalam gulita, benang hitam dan benang putih tak beda, disana letak 'musuh abadi' kita menyelinap. memenjarakan hati dan pikiran kita pada angan buatannya, membuat tipu muslihat yang sedikit demi sedikit 'menarik' kita dari kata Berkah. bukan kah ridho dan keberkahan yang sangat kita harapkan hingga nafas terakhir?:'
maka waktu yang kita butuhkan untuk menunggu matahari terbit, selama itu pula 'musuh' kita akan terus berusaha menjauhkan kita dari apa yang kita harapkan.
Tapi, matahari tak pernah terlambat terbit bukan?
jika menunggu meresahkanku(mu), tarbiyyah Allah berikutnya boleh jadi kesabaran.
bersabarlah, dengan kesabaran Allah ingin kau tau betapa berharganya ia dalam hidupmu kelak..
bersabarlah, dengan kesabaran Allah ajarkan seberapa berserahnya dirimu padaNya..
bersabarlah, dengan kesabaran Allah ingin kau berbenah lebih baik, sebab perjalanan di depan sana jauh sekali.
Dan pemilik kesabaran yang agung itu, nabi Ibrahim, menunggu kelahiran buah hatinya puluhan tahun lamanya.
tapi keyakinan pada rencana Rabbnya,
kesantunannya terhadap Rabbnya,
keikhlasan terhadap ketetapan Rabbnya,
tak menjauhkan Ibrahim dari cintaNya, sebab beliau meminta keinginan hatinya dengan cara yang Santun. hingga berbuah keridhoan.
Sabar.Yakin.Santun.Ikhlas..semoga kita tidak terlambat memperbaiki hari yang lalu dan berbenah demi keberkahan dan ridhoNya_hingga ujung waktu.
hmm..tapi apa jadinya jika matahari tak akan terbit?-rajaa wa khouf-
haha..mungkin sudah waktunya kiamat.
dan terbit di kehidupan ke dua.

Lanjutkanlah... setelah kau menyemai harap ditempat yang tepat.
Allah masih beri waktu untuk banyak 'berbenah', bersabarlah :"



Sabtu, 19 September 2015

Yakin..

Al Yaqinu La Yuzalu bis Syak.
Kalimat itu masih menggema dalam ingatan. Saat pertama kali sampai dari lisan seorang guru yang menerangkan dalam salah satu subjek favorit, qowa’id fiqh. Suatu keyakinan, tidak bisa dihapus keraguan.
Haha..
Sejenak mendengar itu seperti ‘yaa..of course it is!’. Tapi itu kaidah fiqih..polanya kita diminta untuk menjauhi keraguan. dan kita ga akan jauh-jauh membahas detil sampai sana..
Lantas, ada apa dengan yakin?
Yakin jelas adalah modal keberangkatanmu beramal. Faith, yakin, adalah landasan kamu berdiri pada suatu perkara. Keyakinan pula yang meneguhkan para anbiya menempuh jalan panjang ini. Keyakinan juga yang mempertahankan bilal bin rabbah merintih ‘ahad..ahad..’. sebab keyakinan pula yang melandasi husen bin salam menunggu di atas pohon kurma, menanti kehadiran rasulullah di yatsrib. Iman, yakin, pula yang menghantarkan para sahabat haus untuk berkorban nyawa_syahid.
Jadi? Yakin bukanlah ‘sekedar’…apalagi ‘hanya’.
Ia mampu memberangkatkan bilal pada derajat yang mulia.. mampu melahirkan keberanian umar saat hijrah.. bahkan membakar jiwa perindu syurga..
the other side, bukan pula hal yang mudah meneguhkan keyakinan, kau pasti tau perjuangan para pendahulu mempertahankan keyakinan mereka. dicaci,dimaki,dihina,diusir, bahkan diperangi.. lantas keyakinan yang benar bukan berarti mulus jalannya, baik perjalanannya...tapi, tenang hatinya, sekuat apapun keadaan yang harus mereka hadapi.

Jadi, Ada apa dengan yakin? Ada yang perlu selalu dijaga, dimana keyakinan itu berpijak. jika benar tempatnya, baik tumbuhnya.

Wallahu’alam.