Kamis, 19 Januari 2012

i found it

Dari liburan bermula, aku mencoba mencari ‘sesuatu’ yang tak bisa ku sebutkan disini. Semua sedah berjalan 1 minggu. Aku mencari ke semua tempat. Buku, pengalama, diskusi, alam, dan semuanya tak ku temukan setitik harapan dalam pencarianku sedeng waktu semakin dekat tuk mengakhiri liburanku. Dan kini aku sedikit mengerti, ini akan menjadi proses panjang. Aku baru menemukan tepinya. Ya. Dan itu ku temykan dalam diriku sendiri. Tak perlu jauh-jauh ternyata ia berada  disini. Dalam diri ini. Walau tak seutuhnya teka-teki ini terpecahkan. Tapi aku yakin suatu saat akan ada jawaban atas semua tanya.

Rabu, 18 Januari 2012

Apa kabar kawan?

Bismillah.
Kala itu hari masih terang. Rasanya hidup masih ditemani gelak tawa saudara-saudaraku, begitu aku mencoba anggap mereka walau tak sejatinya saudara kandung, tapi kami adalah muslim, ya, hari itu kami, bersepuluh tepatnya, berjalan dibawah langit menyusuri luasnya ermadani alam tanpa arah yang pasti. Mengikuti jejak-jejak yang telah tercipta oleh pelangkah mula. Kau tau? Belum pernah ku jelajahi hamparan hijau seindah itu. Petani ramah yang bertebaran, terpaan angin yang bersahabat, arus sungai yang membuat melodi menemani telinga kami siang itu,, mungkin masih banyak keindahanNya yang luput dari pandangan. Dan langkah kami terhenti di sebuah saung bambu kecil, yang hanya mampu dimuat 6 orang petani. Biarlah saung ini kami ‘pinjam’ tuk membuat janji itu.
Aku tak tau persisnya ini adalah pertengahan atau awal persaudaaan kami. Terlepas dari itu, sebenarnya aku hanya mencari hakikat persaudaraan itu sendiri. Dulu aku tak sampai akal mengapa ada manusia-manusia malaikat?manusia-manusia yang begitu rela berkorban demi orang lain. Memang tak lain aku hanya seorang apatis_dulu. Bahkan tak jarang teman-temanku geram dengan sikapku yang acuh hingga sebutan ‘tak peka’ sering disematkan. Apa artinya itu semua bagiku?? Toh aku tidak peduli. Dan kalau ku ceritakan detailnya ‘perjalanan’ masa itu, rasanya lembaran ini tak akan jelas dimana berujung. Jadi untuk memperingkasnya anggap saja aku telah sedikit mampu memaknai kebersamaan itu. Mungkin disela-sela berikutnya akan ku ceritakan.
Janji itu. Ya tentang sebuah janji yang kami kalungkan pada leher kami. Janji itu harus terjadi karna satu hal, aku tak mau mereka salah memilih jalan hidup, aku tak mau mereka jauh dariNya, aku tak ingin hal-hal yang ambigu itu terjadi pada mereka. Aku hanya mengikuti apa yang dibisikkan hati ini. Sebab aku percaya apapun itu ia selalu menyuarakan kebenaran. Kegamangan itu yang aku dan salah seorang dari kamu, sebut saja dia nabil, rasakan selama hampir 3 tahun kami hidup bersama, menghirup udara yang sama, dan menggigit ilmu bersama. Agaknya masih kurasa ganjil dari kebersamaan yang ku jalani. Saat sebuah amanah besar yang allah titipkan di pundakku dan pundak nabil. Dan kau tau? Terkadang kami rasa mereka menjadi  orang pertama yang menentang kami walau berdiri di belakang, meski tak seutuhnya dari mereka. Begitu yang kurasa saat itu_yang kini ku tau bahwa ini adalah bagian dari kelalaianku.
“ kita janji untuk saling mengingatkan dalam kebaikan, bersatu dalam kebaikan, dan kita ga akan pacaran sampai saatnya tiba” begitulah kurang lebih garis besar dari ikrar kami. Sebab saat itu aku tau diantara kami ada yang menjalin hubungan yang allah benci itu. Waktu terus bergulir mengajariku tuk semakin mencintai persaudaraan ini yang saat itu masih ku cari maknanya. Kami saling mengingatkan tuk menyetorkan al-qur’an, kami bergandengan tuk saling menguatkan, kami melawan goncangan eksternal yang kokoh menghantam.. tak jarang kami jatuh dan sakit. Namun, karna adanya kau disisi selalu jadi penawar hati. Saat itu aku sadari betapa pentingnya kebersamaan. Dengan bersama kau akan menjadi lebih kuat.
Dan lagi-lagi waktu yang selalu mengambil peran di sini, 5 mei 2011 kami harus angkat kaki dari tempat pertemuan kami pertama kalinya ya. Saatnya untuk pergi, menjemput takdir terbaik masing-masing dari kami. Selalu ku harapkan kebaikan bagi setiap langkah mereka. “ ya allah pertemukan kami suatu saat nanti di tempat dan waktu terbaikMu dalam keadaan yang lebih baik dari hari ini..” begitu pintaku padaNya walau tak ku ungkap. Yayaya,,, dan hidup terus berlanjut, ‘menikmati’ rasa damai yang tertinggal di tempat itu.
Kini sudah hampir 6 bulan kita tak pernah bertemu seutuhnya kembali, kau dengan hidupmu dan aku dengan hidupku. TIDAK! Bukan seperti itu hakikatnya persaudaraan, kau akan tetap memiliki posisi di hati ini sampai kapan pun, karena persaudaraan tak mengenal masa dan rentang jarak. Selama waktu itu tak jarang ku menghadirkan wajah-wajahmu dlm robithohku, memnuhi ruang di otakku tuk tanyakan kabarmu hari ini kemarin dan yang akan datang, tentang kabar hatimu, tentang kabar akademikmu, tentang temanmu kini, tentang semuanya_hidupmu yanng baru. Dan terakhir ku dengar kabarmu sedang ‘sakit’ kawan,, penyakit terganas yang pernah ada, yang kau sendiri tak menyadarinya bahwa penyakit itu mulai menggrogoti sikapmu, tuturmu, dan bahkan hatimu. Bagiku rasanya seperti sebuah luka hati.

Ternyata aku benar-benar lalai terhadapmu, walau pernah sesekali ku kirimkan pesan-pesan tuk hadirkan ingatanmu tentang hari itu. Namun kabar itu bagiku cukup menyakitkan, setara dengan dikhianati. Aku salah terlalu berbaik sangka. Menerka bahwa kau cukup faham tuk jalani semua. Biar bagaimanapun ketahulah,,tak pernah ku sisihkan celah kebencian untukmu saudari-saudariku,, tak pernah sepotong pun bagianmu yang ku benci. Mungkin butuh waktu tuk perbaiki semua kembali.. tuk merenofasi hubungan kita denganNya, agar sejati, agar abadi, agar kekal selamanya. Aku percaya hari itu telah allah siapkan, untuk sebuah pertemuan diwaktu tempat dan keadaan terbaik. Kalaulah tangan dan mataku terbatas, aku percaya allah selalu ada untukmu sobat. Uhibbukunn fillah

pertemuan itu

“lagi muter memori kelas 3 aliyah. Waktu itu ane lagi dieemm aja sepanjang acara diatas math’am, suasana hati lagi nggak enak. Sampe selesai acara, ane masih duduk,diem. Pokoknya Cuma diem. Dan tiba-tiba ada yang nyamper ane, ngasih coklat, dan ada tulisannya:” babeh, jangan bete lagi ya..”. ya allah, nggak kuat, ane langsung nagis kejer,. Bukan apa-apa tapi karna perhatiannya disaat ane emang lagi ngga enak hati, jarang yang bisa nebak apa yang lagi ane rasain. Jazakillah khoiron jaza ArdeliaFaza..ane selalu inget karna Cuma ada satu moment satu ini.”
Dia affifah azzahra, sosok luar biasa yang allah gariskan pertemuannya untukku_dan juga untuknya.

Bedanya denganku, ia menjadi masyarakat hk kurang lebih 4 tahun yang lalu. Dan aku? Sejak kakiku melangkah keluar sekolah dasar. Aku tak pernah berencana sedikitpun tuk hidup menghirup udara pesantren, ternyata allah maha membolak balikkan hati manusia. Dan DIA lebih tau yang terbaik untukku dan juga untuknya. Kami sama2 berasal dari depok, lucunyapertemuan itu harus terjadi di tanah orang_kuningan. Biarlah takdir yang bicara masalah pertemuan itu, yang jelas aku banyak belajar darinya. Dari hidupnya, dari tanggung jawabnya, dari kedewasaannya, dari kebijaksanaannya, dari kesederhanaannya. Kau tau? Dia manusia tegar yang ku temukan di abad iniJ. Memang agak sedikit berlebihan menyebut  abad ini, biarlah itu menjadi terjemahan luar biasanya ia. Biar di tengah masalah yang menggulung harinya pun, senyum diwajahnya tak surut. Ia tak pernah tampakkan kesulitannya. Mungkin baginya mengeluhpun tak akan menghasilkan apa-apa. Walaupun hatinya tersakiti, ia selalu mampu membalutnya kembali dengan caranya sendiri. Dia manusia luar biasa J andai kau mengenalnya lebih jauh, ribuan makna tertimbun didalamnya. Bagiku pertemuan dengan siapapun tak pernah sia-sia..itu semua semata-mata karna ada tinta yang tergores diatas sana.

apa kabar kawan?

Bismillah.
Kala itu hari masih terang. Rasanya hidup masih ditemani gelak tawa saudara-saudaraku, begitu aku mencoba anggap mereka walau tak sejatinya saudara kandung, tapi kami adalah muslim, ya, hari itu kami, bersepuluh tepatnya, berjalan dibawah langit menyusuri luasnya ermadani alam tanpa arah yang pasti. Mengikuti jejak-jejak yang telah tercipta oleh pelangkah mula. Kau tau? Belum pernah ku jelajahi hamparan hijau seindah itu. Petani ramah yang bertebaran, terpaan angin yang bersahabat, arus sungai yang membuat melodi menemani telinga kami siang itu,, mungkin masih banyak keindahanNya yang luput dari pandangan. Dan langkah kami terhenti di sebuah saung bambu kecil, yang hanya mampu dimuat 6 orang petani. Biarlah saung ini kami ‘pinjam’ tuk membuat janji itu.
Aku tak tau persisnya ini adalah pertengahan atau awal persaudaaan kami. Terlepas dari itu, sebenarnya aku hanya mencari hakikat persaudaraan itu sendiri. Dulu aku tak sampai akal mengapa ada manusia-manusia malaikat?manusia-manusia yang begitu rela berkorban demi orang lain. Memang tak lain aku hanya seorang apatis_dulu. Bahkan tak jarang teman-temanku geram dengan sikapku yang acuh hingga sebutan ‘tak peka’ sering disematkan. Apa artinya itu semua bagiku?? Toh aku tidak peduli. Dan kalau ku ceritakan detailnya ‘perjalanan’ masa itu, rasanya lembaran ini tak akan jelas dimana berujung. Jadi untuk memperingkasnya anggap saja aku telah sedikit mampu memaknai kebersamaan itu. Mungkin disela-sela berikutnya akan ku ceritakan.
Janji itu. Ya tentang sebuah janji yang kami kalungkan pada leher kami. Janji itu harus terjadi karna satu hal, aku tak mau mereka salah memilih jalan hidup, aku tak mau mereka jauh dariNya, aku tak ingin hal-hal yang ambigu itu terjadi pada mereka. Aku hanya mengikuti apa yang dibisikkan hati ini. Sebab aku percaya apapun itu ia selalu menyuarakan kebenaran. Kegamangan itu yang aku dan salah seorang dari kamu, sebut saja dia nabil, rasakan selama hampir 3 tahun kami hidup bersama, menghirup udara yang sama, dan menggigit ilmu bersama. Agaknya masih kurasa ganjil dari kebersamaan yang ku jalani. Saat sebuah amanah besar yang allah titipkan di pundakku dan pundak nabil. Dan kau tau? Terkadang kami rasa mereka menjadi  orang pertama yang menentang kami walau berdiri di belakang, meski tak seutuhnya dari mereka. Begitu yang kurasa saat itu_yang kini ku tau bahwa ini adalah bagian dari kelalaianku.
“ kita janji untuk saling mengingatkan dalam kebaikan, bersatu dalam kebaikan, dan kita ga akan pacaran sampai saatnya tiba” begitulah kurang lebih garis besar dari ikrar kami. Sebab saat itu aku tau diantara kami ada yang menjalin hubungan yang allah benci itu. Waktu terus bergulir mengajariku tuk semakin mencintai persaudaraan ini yang saat itu masih ku cari maknanya. Kami saling mengingatkan tuk menyetorkan al-qur’an, kami bergandengan tuk saling menguatkan, kami melawan goncangan eksternal yang kokoh menghantam.. tak jarang kami jatuh dan sakit. Namun, karna adanya kau disisi selalu jadi penawar hati. Saat itu aku sadari betapa pentingnya kebersamaan. Dengan bersama kau akan menjadi lebih kuat.
Dan lagi-lagi waktu yang selalu mengambil peran di sini, 5 mei 2011 kami harus angkat kaki dari tempat pertemuan kami pertama kalinya ya. Saatnya untuk pergi, menjemput takdir terbaik masing-masing dari kami. Selalu ku harapkan kebaikan bagi setiap langkah mereka. “ ya allah pertemukan kami suatu saat nanti di tempat dan waktu terbaikMu dalam keadaan yang lebih baik dari hari ini..” begitu pintaku padaNya walau tak ku ungkap. Yayaya,,, dan hidup terus berlanjut, ‘menikmati’ rasa damai yang tertinggal di tempat itu.
Kini sudah hampir 6 bulan kita tak pernah bertemu seutuhnya kembali, kau dengan hidupmu dan aku dengan hidupku. TIDAK! Bukan seperti itu hakikatnya persaudaraan, kau akan tetap memiliki posisi di hati ini sampai kapan pun, karena persaudaraan tak mengenal masa dan rentang jarak. Selama waktu itu tak jarang ku menghadirkan wajah-wajahmu dlm robithohku, memnuhi ruang di otakku tuk tanyakan kabarmu hari ini kemarin dan yang akan datang, tentang kabar hatimu, tentang kabar akademikmu, tentang temanmu kini, tentang semuanya_hidupmu yanng baru. Dan terakhir ku dengar kabarmu sedang ‘sakit’ kawan,, penyakit terganas yang pernah ada, yang kau sendiri tak menyadarinya bahwa penyakit itu mulai menggrogoti sikapmu, tuturmu, dan bahkan hatimu. Bagiku rasanya seperti sebuah luka hati.

Ternyata aku benar-benar lalai terhadapmu, walau pernah sesekali ku kirimkan pesan-pesan tuk hadirkan ingatanmu tentang hari itu. Namun kabar itu bagiku cukup menyakitkan, setara dengan dikhianati. Aku salah terlalu berbaik sangka. Menerka bahwa kau cukup faham tuk jalani semua. Biar bagaimanapun ketahulah,,tak pernah ku sisihkan celah kebencian untukmu saudari-saudariku,, tak pernah sepotong pun bagianmu yang ku benci. Mungkin butuh waktu tuk perbaiki semua kembali.. tuk merenofasi hubungan kita denganNya, agar sejati, agar abadi, agar kekal selamanya. Aku percaya hari itu telah allah siapkan, untuk sebuah pertemuan diwaktu tempat dan keadaan terbaik. Kalaulah tangan dan mataku terbatas, aku percaya allah selalu ada untukmu sobat. Uhibbukunn fillah

Minggu, 15 Januari 2012

mengapa harus menulis

Menulis adalah sebuah cara tuk menerjemahkan fikiranmu..menulis juga dapat dikatakan sebagai sebuah kesenangan, karena kau akan menemukan dirimu disanaJ rasanya seperti bercermin. Menurut riset, menulis merupakan salah satu terapi untuk kesehatan, karena dengan menulis sebagian masalah kita usai.. kau akan temukan benang merah dalam masalah yang kau hadapi. Karnanya menulis mampu memercikkan kebahagian bagi penulis itu sendiri...selain itu menulis juga merupakan perekam jejak hidupmu. Ada sahabat rasul yang mengatakan, “ kala usiamu tak sepanjang usia dunia, maka panjangkanlah umurmu dengan tulisan”. Aku pun setuju dengan itu, karna karya itu abadi.
Menulis mempunyai dampak yang besar bagi peradaban, ketika kita menulis sebuah tulisan yang baik, maka kita mewariskan kebaikan pada peradaban kita.. begitu juga jika kita menulis sebuah tulisan buruk, maka kita mewariskan keburukan pada generasi selanjutnya. Maka dalam menulis diperlukan niat yang baik dan bermanfaat bagi pembacanyaJ
Dalam menulis sangat dibutuhkan wawasan tentang sesuatu yang akan kita tulis. Tidak mungkin menulis sesuatu yang tidak dimiliki ilmunya. Oleh karenanya kegiatan menulis dan membaca tak dapat dipisahkan. Dalam islam perintah pertama yang turun adalah “iqra!bacalah” yang kemudian menulis dengan pena.

So, rekam jejakmu dan wariskanlah dengan menulis.

Sabtu, 14 Januari 2012

Risalah Pergerakan(part 1)

Hasan al-banna, pribadi itu mengejutkan mesir dan dunia islam. ratusan tahun kaum muslimin takkan pernah menyaksikan pribadi setara dengannya. lelaki tiada dua, panutan agung dalam segala hal..pernah menerjemahkan dirinya,
                 " Akulah petualang yang mencari kebenaran. akulah manusia yang mencari makna dan hakikat         kemanusiaannya di tengah manusia. Akulah patriot yang berjuang menegakkan kehormatan, kebebasan, ketenangan dan kehidupan yang baik bagi tanah air di bawah naungan islam yang hanif. Akulah lelaki bebas yang telah mengetahui rahasia wujudnya, maka ia pun berseru,'sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk allah, tuhan semesta alam yang tiada sekutu bagiNYA. kepada yang demikian itulah aku diperintahkan, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri, inilah aku. Dan kamu?kamu sendiri siapa?"
Kasih Sayang 
betapa inginnya kami agar umat ini mengetahui bahwa mereka lebih kami cintai daripada diri kami sendiri. kami berbangga ketika jiwa-jiwa kami gugur sebagai penebus bagi kehormatan mereka, jika memeang tebusan itu yang diperlukan. atau menjadi harga bagi tegaknya kejayaan, kemuliaan dan terwujudnya cita2 mereka, jika memang itu harga yang harus dibayar. tiada sesuatu yang membuat kami bersikap seperti ini selain rasa cinta yang mengharu biru hati kami, menguasai perasaan kami, menguras habis air mata kami. betapa berat rasa di hati ketika kami menyaksikan bencana yang mencabik-cabik umat ini, sementara kita hanya mampu menyerah pada kehinaan dan pasrah oleh keputusasaan.
Sungguh, kami berbuat di jalan allah untuk kemaslahatan seluruh manusia, lebih banyak dari apa yang kami lakukan untuk kepentingan diri kami. kami adalah milik kalian wahai saudara-saudara tercinta. sesaatpun kami tak pernah menjadi musuh kalian.
Empat Golongan
pertama, golongan mukmin: orang-orang yang meyakini kebenaran dakwah kami, percaya pada perkataan kami, mengagumi prinsip-prinsip kami, dan menemukan padanya kebaikan yang menenangkan jiwa. kepada orang seperti ini kami mengajak bergabungh.
kedua,
 golongan yang ragu-ragu: orang-orang yang belum memahami hakikat kebenaran dan belum mengenal keikhlasan serta manfaat dibalik ucapan kami. maka mendekatlah saudaraku.
ketiga,
 golongan mencari keuntungan: menjauhlah!disini hanya ada pahala dari allah jika kamu memang benar2 ikhlas, dan syurgaNya jika ia melihat ada kebaikan dihatimu".
keempat,
 golongan yang berprasangka buruk: bagi kelompok ini kami bermohon kepada allah agar berkenan memperlihatkan kepada kami dan mereka kebenaran sbg kbnaran dan memberi kekuatan pada kami untuk mengikutinya,,serta memperlihatkan kebathilan sbg kebathilan dan memberi kekuatan pada kami untuk menjauhinya

Islam Kami 
sebagian orang memahami islam sebagai rentetan ritual ibadah yang bersifat rohaniyyah serta aturan-aturan yang mempersempit ruang gerak. sebagian orang tersebut hanya mengungkung diri dalam pemahaman yang sempit!. bahwa sesungguhnya islam dipahami secara integral, mencakup dimensi kehidupan dunia-akhirat. bahwa islam adalah sebuah sistem nilai yang komprehensif, mencakup seluruh nilai kehidupan. islam memberi solusi dalam berbagai masalah vital dan kebutuhan tatanan kehidupan manusia.
Sikap kami thdp berbagai ISME
Nasionalisme.
nasionalisme kerinduan:
 penyeruan pada cinta tanah air, kerinduan yang menggebu terhadapnya.-islam pun menganjurkan
nasionalisme kehormatan dan kebebasan:
 keharusan berjuang membebaskan tanah air dan menanmkan makna kehormatan,-islam pun telah menegaskannya pada Q.S Al-munafiqun:8
nasionalisme kemasyarakatan:
 memperkuat ikatan kkeluargaan antar masyarakat dan menujukan manfaat untuk kepentingan bersama, maka- bahkan islam pun menganggap itu kewajiban, Q.S Ali imran:119
nasionalisme kepartaian:
 jika yang mrk maksudkan memilah umat menjadi kelompok2 dan memicu perselisihan denagn mengikuti sitem2 nilai buatan manusiauntuk memenuhi ambisi pribadi,MAKA itu pasti nasionalisme palsu! tidak akan membawa secuil kebaikan bagi penyeru dan masyarakat luas.
Nasionalisme kami
 : ditentukan oleh aqidah. Setiap jengkal dimana diatasnya ada seorang muslim untuk melakukan pembebasan suci, dengan kecepatan gerak, keadilan, dan keluhuran akhlaknya. Lebih dari itu, kami ingin juga ingin agar anda tau, kalau cita-cita besar mereka hanya membebaskan tanah air dari cengkraman penjajah dan mengembalikan kehormatannya, maka itulah hanya sepotong jalan dari cita2 besar yang diperjuangkan kami..
Menyikapi perbedaan2 madzhab
kembalikan pada al-qur'an dan sunnah.
perbedaan adalah keniscayaan, disebabkan oleh:
1. perbedaan kapasitas intelektual dalam memahami makna2 dalil.
2. perbedaan dalam hal keluasan ilmu para ulama.
3. perbedaan lingkungan yang menyebabkan perbedaan dalam pola penerapan hukum.
4. perbedaan tingkat ketenangan hati dalam menerima suatu riwayat.
5. perbedaan memnentukan tingkat kekuatan dalil pada hukum tertentu.
Menuju solusi
umat sedang menderita sakit, maka untuk menyembuhkannya ada 3 tahap. pertama mengetahui letak penyakit, kedua sabar dalam pengobatan, ketiga adanya dokter yang melakukan pengobatan itu
>Diagnosa penyakit: umat dikuasai oleh perundangan-undangan bumi(buatan) yang belum pernah terbukti mampu menghentikan langkah-langkah congkak para kriminalis, mencegah kedzaliman. umat dijangkit oleh keputusaasaan, kemalasan dan apatisme, kepengecutan dan kerendahdirian, sikap tidak jantan, egoisme, dan menyeret umat islam keluar dari barisan para mujahidin menuju barisan orang orang2 yang lengah dan lalai.
>penyebab: ada rasa kagum yang berlebihan terhadap musuh yang telah membuat mereka meniru apa saja yang dilakukan musuh terutama pada perilaku menyimpang.
> dokter: kau,aku dan kita.
>perangkat yang dibutuhkan: Manhaj yang benar, pendukung yang beriman dan pemimpin yang kuat dan terpercaya.

Tujuan hidup dalam Al-qur'an
1. mausia yang menjadikan makanan dan kesenangan sebagai tujuan hidupnya.(Q.S Muhammad:12)
2. manusia yang menjadikanpenyebaran fitnah, kejahatan, dan kerusakan sebagai tujuan hidupnya.(Q.S al-baqoroh: 204-205)
3.manusia yang membawa manusia ke jalan kebenaran, membimbing mereka ke jalan kebaikan, menerangi dengan matahari islam(al hajj:77-78)
 dengan keimanannya mereka merasa tak berhak lagi atas jiwa dan hartanya..
"sesungguhnya allah telah membeli dari orang2 mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka"(at-taubah:111)
Kami dan politik
Sungguh, ketika kami menyeru kalian, ada al-Qur'an di tangan kanan kami dan sunnah di tangan kiri kami. serta jejak kaum salaf yang shaleh dari putera-putera terbaik umat ini adalah panutan kami. kami menyeru kalian pada islam , kepada ajaran2nya dan kepada hukum2nya. jika seruan itu kalian anggap sebagai politik, maka itulah politik kami.
to be continue

Jumat, 13 Januari 2012

Tak Beda

" aku menepi..memutuskan untuk mengalah pada hujan yang kian tak menentu. lihatlah setiap tetesannya, seperti dirimu, menembus lapisan-lapisan udara, dihalau oleh ganasnya angin, kemudian diombang-ambingkan  dan dibawa ketempat yang berbeda. tak lagi 90 derajat dari langit tempat ia terlahir. tetapi setiap tetesnya akan berujung jua ditempat yang sama_tanah. terserap dan melebur bersamanya..seberapa jauhpun ia terhempas angin.
sama seperti kau dan aku, akan kembali ketempat peleburan tetesan tersebut, lalu apa yang akan membedakan kita nanti? tak perlu kau jawab..kurasa kita semua tau"
dan hujan pun mereda.

semua sama

"Aku menepi..memutuskan tuk mengalah pada hujan yang kian tak menentu..lihatlah. setiap tetesannya seperti dirimu,,menembus lapisan-lapisan udara, dihalau oleh ganasnya angin,,kemudian diombang ambingkan dan dibawa ke tempat yang berbeda,,tak lagi 90 derajat dari langit tempat ia terlahir..tetapi setiap tetesannya akan berujung jua di tempat yang sama_tanah. teresap dan lebur bersamanya, seberapa jauh pun ia terhempas angin.
sama seperti kau dan aku akan kembali ke tempat peleburan tetesan tersebut..lalu apa yang akan membedakan kita nanti? tak perlu kau jawab..ku rasa kita semua tau."
Dan hujan pun mereda

Kamis, 12 Januari 2012

Prolog

" Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapatkan kemenangan. dan berjihadlah kamu dijalan allah dengan sebenar-benarnya. DIA telah memilih kamu dan DIA sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.(ikutilah) agama orang tuamu ibrahim. DIA(Allah)telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (al-qur'an) ini, supaya rasul itu menjadi saksi atas dirimu, dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu kepada tali allah. DIA adalah pelindungmu, maka Dia-lah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong"(Al-Hajj:77-78)